No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-18
downloadPerizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga Online Single Submission Risk Based Approach (OSS RBA) atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada Pelaku Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi. Metode penelitian ini menggunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif dan tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Untuk sumber data menggunakan data primer dan data sekunder seperti wawancara dengan informan dan melengkapi dokumen dokumen yang terkait. Teknis analisis data dilakukan dengan simultan yang dikumpulkan melalui proses pengumpulan data dengan alur dan tahapan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa efektivitas program perizinan melalui sistem Online Single Submission Risked Based Approach sudah dikatakan cukup efektif namun masih ada kekurangan di dalamnya hal itu di lihat dari lima indikator ukuran efektivitas Campbell (1973) yaitu, keberhasilan program, keberhasilan sasaran, tingkat kepuasan program, tingkat input dan output serta capaian secara menyeluruh. Adapun untuk tingkat kepuasan program masih memiliki kekurangan di dalam nya seperti server yang terkadang mengalami penurunan/gangguan. Adapun untuk faktor penghambat pada prograrm perizinan melalui sistem Online Single Submission Risked Based Approach adalah : 1) Server yang terkadang bermasalah 2) Masih ada pegawai yang kurang memahami tentang Online Single Submission Risked Based Approach. Saran-saran oleh peneliti : 1) Berkaitan dengan gangguan sistem OSS-RBA dari pusat, petugas penanggung jawab sistem OSS-RBA (Online Single Submission Risked Based Approach) perlu memberikan pemberitahuan atau informasi yang intens kepada para pemohon ketika sistem OSS-RBA dipusat mengalami gangguan serta memberikan pemberitahuan kembali ketika sistem tersebut sudah kembali normal melalui media sosial. 2) Kedepannya lebih baik pegawai yang kurang memahami tentang OSS-RBA dilakukan pelatihan khusus agar lebih memahami kedepannya.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-18
downloadPengetahuan tentang hipertensi terutama deteksi dini terhadap hipertensi karena banyak masyarakat yang tidak merasakan gejala sehingga enggan untuk memeriksakan diri ke puskesmas. Pola makan masyarakat masih sering mengonsumsi makanan yang asin dan berlemak, serta tingkat kepatuhan minum obat masyarakat masih kurang karena masyarakat merasa sudah tidak merasakan sakit lagi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pola makan dan kepatuhan minum obat terhadap kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Baruh Jaya Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2022. Desain penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah penderita hipertensi yang berusia 45-59 tahun sebanyak 380 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling dengan jumlah dihitung menggunakan rumus Slovin didapatkan sebanyak 80 orang dengan instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan cara wawancara diperoleh 80 responden. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (p-value < 0,05). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kejadian hipertensi dengan hipertensi ringan sebanyak 28 orang (35,0%), hipertensi sedang sebanyak 26 orang (32,5%) dan hipertensi berat sebanyak 26 orang (32,5%). Sehingga tidak ada hubungan pengetahuan (p-value = 0,910 > 0,05) dan kepatuhan minum obat (p value = 0,11 > 0,05) dengan kejadian hipertensi sedangkan terdapat hubungan pola makan (p-value = 0,000 < 0,05) dengan kejadian hipertensi pada pra lansia di wilayah kerja Puskesmas Baruh Jaya Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Diharapkan masyarakat terutama penderita hipertensi mengikuti penyuluhan-penyuluhan oleh petugas kesehatan agar lebih memahami dengan benar dan baik bagaimana cara pencegahan penanggulangan hipertensi dan pola makan yang sehat serta meningkatkan kesadaran diri masyarakat.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-18
downloadPendidikan karakter merupakan bagian dari pendidikan nasional, adapun pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam membangun kepribadian bangsa. Nilai karakter tersebut diantaranya nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, bertanggung jawab dan lain sebagainya. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam membangun kepribadian bangsa. Pembentukan karakter di sekolah bisa disisipkan melalui mata pealajaran, salah satunya mata pelajaran Tahfidz. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembentukan karakter disiplin melalui mata pelajaran Tahfidz di Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, adapun objeknya adalah pembentukan karakter disiplin dan bertanggung jawab melalui mata pelajaran Tahfidz di MI Ibnu Athailah. Sedangkan Subjek penelitian ini adalah guru atau ustadzah dan santri di MI Ibnu Atthailah Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dukomentasi. Hasil temuan yang didapatkan dalam penelitian ini terkait pembentukan karakter disiplin dan bertanggung jawab melalui mata pelajaran Tahfidz, meliputi: Tahapan pertama adalah tahapan pengetahuan dimana santri diberikan penjelasan tentang aturan-aturan yang berlaku dalam kegiatan Tahfidz. Kedua, tahapan pelaksanaan dan evaluasi yaitu tahapan pelaksanaan membentuk kedisiplinan, peserta didik dilatih dan ditanamkan untuk disiplin baik itu disiplin waktu dan disiplin dalam menjalankan tata tertib yang berlaku dikelas maupun di luar kelas. Dan yang ketiga tahapan pembiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, tahapan ini dilakukan di sekolah agar anak bisa dan terbiasa dalam melakukan hal sesuatu.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-18
downloadPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengananlisis “Strategi Pimpinan Pondok Pesantren Dalam Membina Kedisiplinan Belajar Santri Di Pondok Pesantren Dalam Pagar dan Tarbiyatul Furqan Kandangan”. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengertahui dan menganilisis kedisiplinan belajar santri di pondok pesantren dan faktor pendukung dan faktor penghambat pengurus pondok pesantren dalam membina kedisiplinan belajar santri di pondok pesantren Dalam Pagar dan Tarbiyatul Furqan Kandangan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata bukan angka-angka. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data antara lain melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian untuk mengecek keabsahan data tersebut dilakukan melalui meningkatkan ketekunan dan triangulasi. Pada penelitian ini, ditemukan strategi pimpinan pondok pesantren dalam membina kedisiplinan belajar santri di pondok pesantren Dalam Pagar Kandangan, yaitu a) membuat aturan dan tata tertib yang jelas, b) menerapkan sistem pembinaan dan pengawasan, c) menyediakan fasilitas belajar yang memadai, d) pemberian hukuman dalam membina kedisiplinan belajar santri. dan e) memberikan dorongan motivasi dan penghargaan Untuk tingkat kedisiplinan belajar santri di Pondok Pesantren Dalam Pagar Kandangan bisa dikategorikan sangat baik. Faktor pendukung pimpinan pondok pesantren Dalam Pagar Kandangan dalam membina kedisiplinan belajar santri: a) adanya keteladanan dari pimpinan. b) Adanya pembinaan dan pemantauan secara rutinc) Dengan memberlakukan sanksi dan reward yang adil dan proporsional, d) Adanya pembinaan spiritual dalam belajar bagi santri yang dilakukan oleh pimpinan pondok pesantren. Adapun faktor penghambat yang peneliti temukan berdasarkan hasil wawancara dan observasi adalah; a) jumlah petugas pengawas yang tidak memadai dengan jumlah santri yang ribuan. b) tidak semua petugas pengawas memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menjalankan xv tugasnya, c) perbedaan latar belakang sosial budaya santri, d) motivasi dan minat pribadi juga menjadi faktor penghambat dalam penerapan disiplin belajar santri. Adapun strategi pimpinan pondok pesantren dalam membina kedisiplinan belajar santri di pondok pesantren Tarbiyatul Furqan Kandangan, fokus pada pertama strategi pimpinan pondok pesantren yakni 1) santri di wajibkan untuk dapat berperilaku disiplin, 2) pemberian sebuah nasehat dan teguran, 3) pemberian motivasi, kedua kedisiplinan belajar santri yakni, 1) kegiatan diniyah, 2) belajar muhadaraoh, 3) belajar pidato, 4) kegiatan belajar tahfiz, 5) kegiatan shalat berjamaah, ketiga faktor pendukung yakni, 1) santri semua tinggal di asrama, 2) pengurusnya cukup, 3) adanya aturan yang jeas serta sanksi-sanksinya, sedangkan faktor penghambatnya yakni, 1) kurang terpenuhinya sarana dan prsarana, 2) karena pengurusnya sebagian bertempat tinggal jauh dari pesantren. Kemudian starategi pengurus pondok pesantren dalam membina kedisiplinan belajar santri dapat dikatakan sangat disiplin dalam menjalankan kegiatan-kegiatan di pesantren.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-18
downloadKarakter menjadi salahsatu diantara banyaknya tantangan besar di Indonesia, terdapat berbagai krisis pendidikan karakter yang terjadi dalam dunia pendidikan. Pendidikan saat ini dituntut untuk dapat merubah siswa ke arah yang lebih baik dengan pendidikan karakter, diantara karakter tersebut adalah mandiri. Program asrama sendiri menjadi salahsatu cara untuk menumbuhkan kemandirian dan program ini dilaksanakan di MI Ibnu Athaillah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program asrama dan bagaimana kemandirian siswa dengan adanya program tersebut. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan dan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Objek penelitian ini adalah adanya program asrama, sedangkan subjeknya merupakan siswa yang berada dalam salahsatu asrama, yaitu asrama Darul Ihsan yang dipilih untuk mewakili asrama yang lain karena lebih heterogen dengan siswa campuran dari kelas I-V. Berdasarkan hasil penelitian bahwa; Pertama, pelaksanaan program asrama dijabarkan dalam kegiatan siswa dari bangun pagi sampai tidur kembali di malam hari dengan mengedepankan pada pembiasaan keagamaan dan kemandirian siswa dalam beraktifitas sehari-hari. Kedua, kemandirian siswa semakin meningkat dari hari kehari karena terbiasa. Siswa yang sebelumnya masih banyak bergantung pada pengasuh, semakin lama semakin terbiasa untuk melakukan kegiatan sendiri.