No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-10
downloadPerubahan kurikulum dalam dunia pendidikan merupakan hal biasa. Perubahan tersebut harus dipahami oleh guru yang merupakan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Untuk menujang kesuksesan implementasi kurikulum diperlukan sebuah RPP yang sesuai dengan peraturan agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyusunan dan penerapan RPP dengan pendekatan saintifik mata pelajaran SKI Kelas VIII pada MTsN 2 HSS dan MTsN 8 HSS. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan pada guru SKI di MTsN 2 HSS dan MTsN 8 HSS sebagai sumber data primer dan kepala sekolah beserta kepala tata usaha sebagai sumber data sekunder. Teknik pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan RPP Guru SKI di MTsN 2 HSS tidak mencantumkan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran. Sedangkan guru SKI di MTsN 8 HSS tidak mencantumkan kompetensi inti, indikator pencapaian kompetensi, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Dan penerapan RPP guru SKI di MTsN 2 HSS melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Sedangkan guru SKI di MTsN 8 HSS juga menerapkan RPP mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, tetapi tidak menyampaikan tujuan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-10
downloadPada proses perjalanannya, pondok pesantren dihadapkan dengan berbagai problem, khususnya dalam hal kemandirian secara ekonomi. Salah satu langkah yang bisa diupayakan pondok pesantren adalah mengelola unit usaha dan berusaha mengatur kegiatan kewirausahaan untuk memanfaatkan semua asset yang ada. Tantangan yang muncul adalah diperlukan kemampuan mengelola usaha yang dimiliki melalui manajemen kewirausahaan pada pondok pesantren untuk menciptakan kemandirian. Hal tersebut juga dilakukan oleh pondok pesantren Dalam Pagar Kandangan dan pondok pesantren Babussalam yang menyelenggarakan unit kewirausahaan. Perlunya meningkatkan kemandirian, pondok pesantren Dalam Pagar Kandangan dan pondok pesantren Babussalam berusaha meningkatkan program manajemen kewirausahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan manajemen kewirausahaan pondok pesantren Dalam Pagar Kandangan dan pondok pesantren Babussalam Hulu Sungai Selatan untuk meningkatkan kemandirian. Penelitian ini mencakup 2 sub topik: 1) Upaya pondok pesantren dalam mengelola kegiatan kewirausahaan dalam meningkatkan kemandirian pondok, 2) Pengelolaan sumber daya yang ada dalam meningkatkan kemandirian pondok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik interview, observasi dan dokumentasi. Informan penelitian meliputi ketua Yayasan, pengasuh pondok pesantren dan pengelola unit kewirausahaan. Tahapan Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun untuk melakukan keabsahan data, peneliti menggunakan Teknik triangulasi data yaitu Teknik pemeriksaan keabsahan data. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Upaya pengembangan program kewirausahaan dalam meningkatkan kemandirian pondok dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan melakukan pengembangan pada unit kewirausahaan, membentuk tim-tim, dan evaluasi. 2) Pengelolaan sumber daya dalam meningkatkan kemandirian pondok yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia disekitar pondok, terutama dalam menyediakan tenaga kerjanya. Implikasi program kewirausahaan dalam mewujudkan kemandirian pondok yaitu dalam hal kemandirian Lembaga secara finansial, melakukan pembangunan secara berkala dan terus menerus.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-10
downloadPosyandu Lansia merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lanjut usia yang sudah disepakati, dan di gerakkan oleh masyarakat. Permasalahan yang dihadapi dalam Program Posyandu lansia di Desa hamayung yaitu, kurangnya partisipasi lansia dalam program posyandu lansia yang dijalankan, jadwal pelaksanaan Posyandu lansia yang tidak menentu setiap bulannya, lansia tidak peduli dengan kesehatannya sehingga tidak melakukan cek kesehatan serta memeriksakan diri kepada petugas kesehatan di posyandu. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui Efektivitas Program Posyandu Lansia serta faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriftif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni metode observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Sumber data di ambil melalui pengambilan sampel secara sampling purposive berjumlah 10 orang. Setelah data terkumpul kemudian di analisis dengan teknik meliputi kondensasi data, tampilan data dan penarikan kesimpulan kemudian di lakukan uji melalui kredibilitas data dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, trigulasi, dan mengadakan membercheck. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Efektivitas Program Posyandu Lansia di Desa Hamayung cukup efektif, dilihat dari indikator tercapainya tujuan karena meningkatkan kesejahteraan lansia, melaksanakan program kerja yang mana petugas kesehatan dan kader melaksanakan tugasnya dengan cukup optimal, sesuai dengan perencanaan bahwa sudah ada rencana untuk tujuan mencapai sasaran, kebutuhan penerima program pun tidak ada pemungutan bayaran, kualitas program memberikan kenyamanan dalam melayani lansia, cukup memuaskan bagi masyarakat yang datang ke posyandu, pemberian layanan juga sudah dilakukan secara merata kepada lansia, serta memberikan dampak bagi masyarakat karena dapat mengetahui kondisi kesehatannya. Adapun indikator yang kurang efektif, dapat dilihat dari target program yang mana kurangnya partisipasi dari lansia dan masyarakat sekitar, partisipasi kegiatan posyandu lansia di karenakan jauh dari tempat tinggal atau tidak ada yang mengantar, komitmen aktivitas pelaksanaan yang mana senam hanya dilakukan kadang-kadang saja. Faktor penghambat yaitu kurangnya pastisipasi lansia, kurangnya sosialiasi posyandu lansia, tidak ada kesesuaian waktu, dan lansia tidak peduli dengan kesehatannya. Faktor pendukung yaitu penerima manfaat dan Kesesuaian Program Dengan Kebutuhan Masyarakat Diharapkan bagi Kepala Puskesmas lebih menggiatkan lagi sosialisasi dalam meningkatkan partisipasi lansia, bagi kader Posyandu lebih optimal untuk mensosialisasikan posyandu lansia dengan berkunjung ke rumah-rumah warga, bagi keluarga lansia diharapkan untuk selalu memberikan motivasi dan dukungan pada lansia, dan bagi lansia diharapkan aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia setiap bulannya agar dapat mengetahui kondisi kesehatan.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-10
downloadMasalah dari lembaga keuangan syariah adalah bagaimana menarik pelanggan dan mempertahankannya agar perusahaan dapat bertahan, berkembang dan menjadikan brand/merek islam menjadi nomor satu dibenak pelanggan. Kemudian yang berkaitan dengan religiusitas masyarakat yaitu adanya keraguan mengenai praktik bank syariah apakah sesuai dengan syariah islam atau belum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh simultan dan parsial Islamic Branding dan Religiusitas terhadap keputusan masyarakat kelurahan kandangan barat untuk menjadi nasabah di bank syariah. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobality sampling dengan pendekatan porposive sampling dan metode analisis data pengujian yang digunakan adalah uji validitas, reabilitas, asumsi klasik, analisis linear berganda, uji T, F dan dominan serta uji koefisien determinasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditemukan secara simultan variabel Islamic Branding (X1) dan Religiusitas (X2) berpengaruh terhadap keputusan masyarakat kelurahan Kandangan Barat untuk menjadi nasabah di bank syariah dengan nilai sig 0,000 < sig 0,05 dan Fhitung 91,515 > Ftabel 3,09 . sedangkan secara parsial Islamic Branding berpengaruh positif dan signifikansi terhadap keputusan masyarakat kelurahan Kandangan barat untuk menjadi nasabah di bank syariah dengan nilai sig 0,000 < sig 0,05 atau Thitung 7,503 > Ttabel 1,661. Dan secara parsial Religiusitas berpengaruh secara positif terhadap keputusan masyarakat kelurahan Kandangan Barat untuk menjadi nasabah di bank syriah dengan nilai sig 0,001 < sig 0,05 atau Thitung X2 3,349 > Ttabel 1,66.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-02
downloadPelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia memberikan dampak besar terhadap pengelolaan dan pembagian kewenangan, maka diperlukan pembagian tugas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Salah satunya adalah dalam mengatur kebutuhan pokok. Setidaknya dalam manajemen distribusi bahan pokok, Pemerintah Pusat bertugas dalam menetapkan kebijaksanaan kebutuhan pokok yang berlaku diseluruh Indonesia. Selanjutnya pemerintah pusat juga mengatur kelancaran distribusi antara daerah dan antara pulau. Pemerintah pusat menetapkan dan mengatur kebijaksanaan ekspor-impor dengan sasaran pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan perlindungan terhadap produsen dan konsumen. Adapun Pemerintah Daerah pada dasarnya menjalankan kebijaksanaan pemerintah pusat. Menjaga kelancaran arus barang dari dan ke daerahnya. Pemerintah Daerah juga memonitor persediaan di berbagai tingkat perdagangan dan memonitor perkembangan harga. Dengan pemahaman bahwa distribusi sebagai proses pemindahan barang dari produsen (misalnya petani) ke konsumen akhir. Maka distribusi produk pangan pokok (seperti beras, daging ayam, gula) dan hortikultura (seperti buah-buahan, sayuran) sangat penting untuk pengendalian inflasi, melalui ketersediaan barang dan kestabilan harga. Beberapa langkah awal yang dapat diambil oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam rangka manajemen distribusi bahan pokok adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pendataan secara rinci terkait pedagang besar, distributor bahan pokok yang terlibat dalam Rantai Pasok Pangan (Food Supply Chain) beberapa komoditas penting di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Sebaiknya data ini dapat menggambarkan profil, jumlah pedagang, kuota, waktu pasok dan asal daerah, data spasial, serta data lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pengambil kebijakan. 2. Pembentukan kelompok/forum sebagai sarana silaturrahmi dan koordinasi, dalam rangka memudahkan pola kolaborasi dengan pemerintah daerah. 3. Melakukan analisa dan tindaklanjut terhadap Sembilan pilihan kebijakan dalam melakukan manajemen distribusi bahan pokok di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.