URANG BANJAR DAN KEBUDAYAANNYA
No Katalog :
-
No Publikasi :
-
ISSN/ISBN :
-
Tanggal Rilis
:2005-11-01
download
Manusia, masyarakat, kebudayaan, dan sejarah merupakan empat komponen yang
dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan karena keempatnya berhubungan satu sama
lain sebagai suatu sistem yang utuh. Manusia secara alami membentuk masyarakat yang
pada tataran berikutnya bersama-sama menghasilkan kebudayaan yang kemudian ditulis
dalam sejarah.
Terbentuknya masyarakat dan kebudayaan dimungkinkan karena eksistensi
manusia yang terletak pada kenyataan bahwa manusia secara terus menerus membuka diri
terhadap masa depan, penemuan diri, perkembangan identitas, dan pengenalan diri yang
tidak ada habis-habisnya. Dalam mempertahankan eksistensinya manusia atau sekelompok
orang mengembangkan sistem mata pencarian, sosial, dan bersama-sama
mengembangkan aspek lainnya seperti bahasa, seni, religi, peralatan dan perlengkapan
hidup serta pengetahuan; maka terbentuklah kebudayaan yang menyeluruh (bandingkan
dengan Koentjaraningrat, 1974).
Leslie A. White (Radam, 1984) merinci kebudayan dalam tiga sistem, yaitu sistem
teknologi, sistem sosial, dan sistem ideologi. Sistem teknologi mencakup sejumlah
peralatan material, mekanis, fisik dan peralatan kimia yang termanifestasikan dalam bentuk
alat-alat untuk memproduksi, mendirikan bangunan, alat untuk mempertahankan diri dan
menyerang. Sistem sosial meliputi keseluruhan hubungan antar pribadi yang terwujudkan
ke dalam pola-pola tatalaku tertentu baik bercorak individual maupun kolektif. Termasuk
organisasi kemasyarakatan, ekonomi, politik, etika, pertahanan, dan jabatan. Sistem
ideologi terdiri dari sekalian cita, keyakinan, pengetahuan yang termanifestasikan ke dalam
bahasa dan tindakan simbolis lainnya, mitologi, teologi, dongeng, filsafat, ilmu
pengetahuan, kearifan tradisional. Sistem teknologi, sosial, dan ideologi kedudukannya
sama dan saling hubung kait.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk terdiri dari beragam suku bangsa
dan sub-suku bangsa, masing-masing dengan ciri kebudayan yang partikular. Salah satu
dari suku itu adalah orang Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan yang telah berabad-abad
mengembangkan kebudayaannya.
Ditinjau dari kurun waktu, kebudayaan Banjar tidak statis, tetapi mengalami
perubahan. Perubahan yang sangat mencolok terjadi ketika kuatnya penetrasi kolonial
Belanda melalui intervensi politiknya, dan pada masa kekinian. Hubungan antar orang
Banjar dengan orang Belanda tentunya tidak dapat kita masukkan dalam kategori
akulturasi, akan tetapi hubungan antar penjajah dan yang dijajah.