No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-01
downloadPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan program bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD) dalam upaya menanggulangi masyarakat miskin (studi di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan). Berawal dari fenomena kemiskinan yang terus menerus meningkat dikarenakan Covid-19 maka dari itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yang salah satunya adalah Bantuan Langsung Tunai Dana desa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe diskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang yang terdiri dari Kepala Desa Bamban, Sekertaris Desa Bamban, Ketua BPD Desa Bamban, Ketua RT dan Masyarakat penerima BLT-DD. Hasil penelitian ini menggunakan 4 variabel George Edward III (1980) untuk mengukur implementasi kebijakan pada program BLT-DD di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan antara lain komunikasi, sumberdaya, disposisi/sikap dan struktur birokrasi. Keempat variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan BLT-DD sudah berjalan dengan bai namun untuk indikator disposisi/sikap masih kurang hal itu dilihat dari dalam implementasi program bantuan langsung tunai dana desa di desa Bamban masih ada sikap pelaksana program yang tidak tegas. Adapaun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu ketersediaan dana dari pemerintah pusat dan masyarakat yang kurang paham dengan SOP yang disediakan. Saran oleh peneliti: 1) diharapkan pada saat aparat desa dan masyarakat desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatam, kedepannya apabila telah menyepakati sebuah keputusan dalam sebuah musyawarah atau membuat keputusan baru hendaknya dipertimbangkan matang-matan untuk dampak positif dan negatifnya. 2) Harapannya masyarakat jika masih terdapat suatu hal yang mengganjal bisa saja langsung menanyakan kepihak pelaksana program agar tidak terjadi kesalahpahaman.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-10-01
downloadPenelitian ini dilatarbelakangi oleh faktor yang mempengaruhi keputusan menabung di bank syariah. Peneliti ingin menguji bagaimana pengaruh pengetahuan, lokasi dan fasilitas secara parsial dan simultan terhadap keputusan para guru menabung dibank syariah. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populai dalam penelitian ini adalah para guru Pondok Pesantren Ibnu Mas‟ud Puteri dengan jumlah sampel sebanyak 70 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah non probability sampling dan teknik penentuan jumlah sampel dengan teknik sampel jenuh. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda dengan bantuan dari program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel pengetahuan (X1) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan para guru menabung dibank syariah karena nilai thitung 2.915 > ttabel 1.996 dan nilai sig sebesar 0,005 < 0,05. Variabel lokasi (X2) tidak berpengaruh secara parsial karena thitung -0,063 < ttabel 1.996 dan nilai signifikan sebesar 0,950 > 0,05. Variabel fasilitas (X3) berpengaruh signifikan secara parsial karena nilai thitung 3.163 > ttabel1.996 dan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05. Variabel pengetahuan, lokasi dan fasilitas berpengaruh signifikan secara simultan terhadap keputusan para guru menabung dibank syariah dengan nilai sig 0.000 < 0.05 dan nilai F hitung sebesar 16.102 > 3.18.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-09-30
downloadPenelitian ini dilatar belakangi oleh minimnya pengetahuan masyarakat mengenai produk jasa yang ditawarkan, mekanisme, sistem dan seluk beluk bank syariah. Lokasi yang kurang strategis, tidak berada ditengah kota selain itu tidak adanya sarana umum atau angkutan umum menjadi tolak ukur nasabah untuk sering melakukan transaksi di bank syariah. Sama halnya dengan promosi karena banyak nasabah yang tidak pernah melihat promosi bank untuk mengenalkan produk. Jenis penelitian lapangan yang digunakan adalah penelitian dengan metode kuantitatif deskriptif. Analisis data, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket). Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan purposive sampling dan metode analisis data pengujian yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, asumsi klasik, analisis linier berganda, uji T, F dan dominan serta uji koefisien determinasi. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di simpulkan bahwa variabel Promosi (X1) dan Lokasi (X2) berpengaruh secara menyeluruh (simultan) dengan nilai sig 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung sebesar 10,993 > Ftabel 3,09. Artinya bahwa terdapat pengaruh dan signifikan dari variabel Promosi dan Lokasi. Variabel Promosi (X1) dengan nilai sig nilai signifikansi sebesar 0,038 < 0,05 atau nilai Thitung X1 2,099 > Ttabel 1,661. Variabel Lokasi (X2) nilai signifikansi sebesar 0,006 < 0,05 atau nilai Thitung X2 2,784 > Ttabel 1,661. Hasil ini berarti bahwa terdapat pengaruh dan signifikan dari variabel Promosi dan Lokasi Terhadap Keputusan Masyarakat dalam menggunakan Jasa Bank Syariah.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-09-19
downloadRawa merupakan bagian dari lahan basah (Wetland) yang mana lahan basah diartikan sebagai daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan baik alami maupun buatan, tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir; tawar, payau, atau asin; termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu surut. Adapun kawasan/Lahan Rawa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (sekitar 87.562 Ha –103.893 Ha), hal ini menunjukkan bahwa lahan rawa lebih 50 % dari Luas Kabupaten Hulu Sungai Selatan (1.804,94 km2) dan ini dominan berada di 6 Kecamatan (Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, Kelumpang, Simpur dan Kandangan). Tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Kab. HSS meningkat menjadi 4,19 persen dan meningkat lagi menjadi 5,27 persen pada Tahun 2023. Sesuai dengan Rankhir RPJPD HSS 2025 –2045 maka diperlukan optimalisasi / pengembangan PDRB seluruh lapangan usaha untuk menambah PDRB ADHK sekitar Rp. 335 Milyar–Rp. 390 Milyar untuk memacu pertumbuhan ekonomi sebesar 6 % –7 % per tahun. Salah satu pilihan dalam memacu pertumbuhan ekonomi adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan rawa yang terbentang luas di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pada saat ini kawasan rawa banyak digunakan untuk lahan pertanian, perkebunan dan perikanan. Dan potensi baru dan besar untuk kawasan rawa adalah perdagangan karbon. Ada beberapa kebijakan yang dapat diambil Pemerintah Daerah dalam optimalisasi pemanfaatan kawasan rawa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan : 1. Melakukan konsolidasi dan koordinasi lintas instansi dan Perangkat Daerah dalam optimalisasi pemanfaatan kawasan rawa. 2. Optimalisasi pertanian di kawasan rawa dengan melakukan penataan lahan. 3. Mempelajari peluang kerjasama dengan perusahaan swasta dan Perguruan Tinggi dalam pengembangan pemanfaatan kawasan rawa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 4. Melakukan Penelitian Ekonomi / Penelitian Lokasi dan Potensi Serapan Karbon serta pengabdian mahasiswa pergurun tinggi di kawasan rawa Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2024-08-19
downloadMewujudkan pembangunan yang merata serta menekan ketimpangan antara perkotaan dan perdesaan menjadi prioritas Pembangunan, dan salah satu lokusnya adalah Desa. Pembangunan desa dalam Indonesia Emas 2045 dititikberatkan pada pengarusutamaan pembangunan desa yang bersifat lintas sektor dan lintas aktor, menuju kemandirian desa. Desa harus mau dan mampu tumbuh dan maju bersama dan selaras dengan kota. Dalam mengukur keberhasilan pembangunan desa digunakanlah indeks. Indeks Desa akan menjadi indikator tunggal dalam mengukur capaian pembangunan desa, dan menggantikan 2 indeks yang sudah ada sebelumnya yaitu Indeks Pembangunan Desa (IPD) dan Indeks Desa Membangun (IDM). Secara nilai IPD 2018 Kabupaten Hulu Sungai Selatan mendapatakan nilai sebesar 66,91 dan ini merupakan nilai tertinggi di Kalsel. Nilai IDM juga menggambarkan capaian yang baik dan terus terjadi peningkatan, begitupula dari perkembangan status desa (IDM) dimana dari tahun ketahun jumlah desa tertinggal semakin sedikit, dan desa maju semakin banyak serta melahirkan desa-desa mandiri yang baru. Tahun 2021 menjadi moment baik dimana desa tertinggal sudah tidak ada lagi, yang mana pada Tahun 2020 masih tersisa 2 desa. Dan pada Tahun 2021 ini jugalah hadir 3 desa mandiri pertama di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.