No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2020-10-03
downloadPandemi covid-19 bukan hanya membawa krisis kesehatan namun sudah masuk pada krisis ekonomi yang dalam (resisi, deflasi, daya beli masyarakat rendah, PHK, dll) bahkan ada peluang dengan krisiskrisis selanjutnya seperti kirisis sosial dan krisis politik. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan di Kuartal II mengalami kontraksi / Negatif (-2,61). Roda Ekonomi harus terus bergerak dan Daya Beli Masyarakat diharapkan menguat dengan intervensi Pemerintah. Adapun untuk Kabupaten Hulu Sungai Selatan diperkirakan pertumbuhan ekonominya di Kuartal III dan IV Tahun 2020 ini sekitar 3,61 - 5,45. Mayoritas lapangan usaha mengalammi kontraksi atau pertumbuhan negatif dengan adanya kebijakan penanganan covid-19 di Kalimantan Selatan seperti perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi, jasa akomodasi, wisata dan hiburan. Namun disisi lain terdapat sektor usaha yang tumbuh positif seperti jasa informasi dan komunikasi. Inflasi Kalimantan Selatan Agustus 2020 sebesar 0,25%, sedangkan secara mayoritas dari 12 kota IHK di pulau Kalimantan terdapat 9 yang mengalami deflasi, salah satunya di Tanjung dengan deflasi - 0,43%, hal ini disebabkan oleh penurunan harga pada beberapa indeks kelompok pengeluaran, serta dipicu lemahnya daya beli masyarakat. Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan sudah cepat dalam memberikan jarring pengaman sosial dan lainnya dalam rangka melindungi masyarakat kecil dan menigkatkan daya beli masyarakat. Kebijakan dan program jaring pengaman sosial antara lain : Perluasan PKH Dan Program Sembako Dari Kemensos RI (Lebih Rp.71 Milyar), Percepatan Penyaluran Program Unggulan Daerah (senilai Rp. 20,5 Milyar lebih) dan Program jaring pengaman sosial keluarga terdampak covid19 yang dikelola dinas sosial (Lebih Rp. 51,5 Milyar). Diperlukan keterpaduan antara penanganan covid19 (penegakan kedisiplinan seluruh masyarakat dalam melakukan protokol kesehatan) dan pemulihan ekonomi secara bersamaan.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2020-10-03
downloadInovasi daerah akan mewujudkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah Daerah harus lebih berperan aktif dalam menjalankan kewenangannya sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah. Secara ideal fungsi dan perab Pemerintah Daerah yang dapat dilaksanakan dalam pengelolaan Inovasi Daerah adalah : menumbuhkembangkan dan membudayakan Inovasi, memberikan motivasi dan assistensi, memberikan stimulan dan fasilitasi, memberikan apresiasi dan penghargaan bagi innovator, menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan Inovasi dan membangun kolaborasi stakeholder kelitbangan, perguruan tinggi dan swasta / dunia usaha (triple helix). Pada tahun 2020 sesuai SK Kemendagri Nomor 100- 4672 nilai Indeks Inovasi Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah sebesar 8.577 (Sangat Inovatif) dan kembali masuk dalam 10 besar Kabupaten Terinovatif IGA 2020. Penjabaran nilai indeks dalam spider map maka dapat dilihat pada tahun 2020, Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat kelemahan pada Output Pengetahun dan Teknologi, Kecanggihan Produk, Kecepatan Bisnis Proses dan Hasil Kreatif. Melihat kewenangan, fungsi dan peran yang dapat dilakukan maka setidaknya strategi dalam meningkatkan nilai indeks inovasi daerah yang dapat diambil oleh Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah Peningkatan Partisipasi dan Penguatan Regulasi. Peningkatan Partisipasi dalam menggerakkan Inovasi Daerah dilakukan dengan : Agenda One Agency One Innovation (Satu Organisasi Perangkat Daerah Satu Inovasi), Assistensi dan Klinik Inovasi, Apresiasi dan Lomba Inovasi di tingkat Kabupaten (HSS Innovation Awards).
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2020-09-28
downloadMasalah sosial baik dari sisi kesejahteraan, kemiskinan, dan pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah bagi negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini mendorong adanya pembangunan ekonomi, sebagai upaya terencana, terprogram, sistematis dan berkelanjutan untuk meningkatkan mutu hidup seluruh warga masyarakat. Pada gilirannya, pembangunan ini akan berakibat positif pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, jika berhasil. Pembangunan ekonomi sendiri didefinisikan sebagai proses berkelanjutan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) suatu negara dan pendapatan per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang berdampak pada berbagai aspek baik ekonomi, sosial, maupun Iptek. Dengan adanya pembangunan ekonomi dipastikan adanya perubahan struktur dalam ekonomi dari mulanya struktur ekonomi agraris menjadi ekonomi industri, sehingga pada kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh negara akan lebih beragam dan dinamis.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2020-09-22
downloadBadan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menginisiasi penyusunan model pengukuran indeks daya saing daerah (IDSD) yang diharapkan dapat menggambarkan kondisi dan kemampuan suatu daerah dalam mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya melalui peningkatan produktifitas, nilai tambah dan persaingan baik domestik maupun internasional demi kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. IDSD juga dapat diartikan sebagai refleksi tingkat produktivitas, kemajuan, persaingan dan kemandirian suatu daerah. Pentingnya IDSD sebagai alat untuk menilai keberhasilan suatu daerah untuk dapat bersaing dengan daerah lain dan mendukung daya saing nasional. Pengukuran IDSD diharapkan menjadi salah satu dasar utama penyusunan dan penetapan kebijakan nasional maupun daerah yang mendorong sinergi program antar sektor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kepemimpinan daerah yang inovatif. Atas dasar inilah hasil pengukuran IDSD menjadi sangat penting untuk menjadi panduan bagi perencanaan pembangunan daerah.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2020-09-20
downloadABSTRAK Nova Laina. 2020. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembelajaran Salat bagi Siswa Tunarungu di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Kandangan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Pembimbing: (I) Hairidah, M.Pd. (II) Zaini, M.Pd.I Kata kunci: Kreativitas, Guru PAI, Pembelajaran Salat, Tunarungu Penelitian ini bertolak dari profesi seorang guru sebagai tenaga pendidik yang dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menciptakan situasi kelas yang menyenangkan tidak membosankan dan siswa dapat lebih mudah dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Semua itu dapat di realisasikan oleh guru yang kreatif, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam pembelajaran salat bagi siswa tunarungu di SMPLB Kandangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam menggunakan metode dan media pada pembelajaran salat bagi siswa tunarungu di SMPLB Kandangan serta faktor apa saja yang mempengaruhi kreativitas guru pendidikan agama Islam tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa tunarungu di SMPLB Kandangan. Adapun objeknya adalah kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam menggunakan metode dan media pada pembelajaran salat bagi siswa tunarungu di SMPLB Kandangan serta faktor yang mempengaruhi kreativitas guru pendidikan agama Islam tersebut. Dari populasi siswa tunarungu di SMPLB Kandangan yang berjumlah sembilan orang, ditarik sampel hanya tiga orang siswa tunarungu melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Melalui teknik deskriptif analisis, penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: pertama, kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam penggunaan metode pada pembelajaran salat bagi siswa tunarungu di SMPLB Kandangan sudah cukup baik diketahui dari penggunaan metode yang bervariasi dan disesuaikan dengan karekteristik siswa dan misi sekolah. Kedua, kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam penggunaan media pada pembelajaran salat bagi siswa tunarungu di SMPLB Kandangan sudah cukup baik diketahui dari pemilihan media yang tepat dengan memperhatikan kondisi siswa serta pemilihan media yang disenangi siswa sehingga pembelajaran salat menjadi lebih menarik perhatian dan menambah minat siswa dalam belajar. Ketiga, faktor yang mempengaruhi kreativitas guru pendidikan agama Islam tersebut dilihat dari faktor eksternal memiliki faktor penghambat yaitu latar belakang pendidikan yang bukan dari pendidikan khusus ABK, kurangnya mengikuti pembinaan dan pengalaman guru yang masih baru dalam mengajar siswa tunarungu. Adapun faktor pendukungnya yaitu memiliki kesejahteraan dalam hal ekonomi. Sedangkan dari segi faktor internal memiliki faktor pendukung yaitu memiliki kemauan untuk berkembang kearah yang lebih baik lagi dengan bertanya dan berbagi pengalaman dengan guru yang sudah lama mengajar siswa tunarungu dan juga telah mengikuti seminar walaupun hanya satu kali.