No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2021-08-02
downloadDiskriminasi gender dalam berbagai hal di kehidupanbermasyarakat menimbulkan perbedaan capaian antara laki-lakidan perempuan. Di wilayah yang masih kental akan budayapatriarki, perempuan umumnya lebih tertinggal dari laki-laki baikdi bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Hal ini terjadikarena norma yang ada pada budaya patriarki seringkali merugikanperempuan dengan menempatkannya sebagai “warga kelas dua”.Isu gender menjadi salah satu poin dalam tujuanpembangunan berkelanjutan/ Sustainable Development Goals(SDGs). SDGs merupakan kelanjutan dari tujuan pembangunanmillenium/Millenium Development Goals (MDGs) yang telahberakhir pada tahun 2015. Kesetaraan gender tercantum dalamtujuan ke-5 SDGs yakni “Mencapai Kesetaraan Gender danMemberdayakan Kaum Perempuan”. Gender merupakan isu yangbersifat multidimensi. Isu ini meliputi sisi kesehatan, pendidikandan ekonomi yang juga menjadi fokus SDGs. Selain secara khususdicantumkan dalam tujuan kelima, isu gender juga tercakup padahampir seluruh tujuan dalam tujuan pembangunan berkelanjutan Permasalahan dan tantangan dalam upaya pembangunankesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yaitu masihrendahnya kualitas dan peran perempuan di berbagai bidangpembangunan, sebagaimana yang tertuang dalam RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Halini disebabkan oleh: 1) terjadinya kesenjangan gender dalammendapatkan akses, manfaat, dan berpartisipasi dalampembangunan, serta penguasaan terhadap sumber daya; 2)rendahnya peran dan partisipasi perempuan di bidang politik,ekonomi, dan jabatan-jabatan publik; dan 3) rendahnya kesiapanperempuan dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim, krisisenergi, krisis ekonomi, bencana alam dan konflik sosial, sertapenyakit (Bappenas, 2013).Dalam upaya membangun kesetaraan gender, kebijakandiarahkan pada peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan diberbagai bidang pembangunan; penurunan jumlah tindakkekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap perempuan; sertapenguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender danpemberdayaan perempuan di tingkat nasional dan daerah, termasukketersediaan data terpilah berdasarkan jenis kelamin dan statistikgender (Bappenas, 2013).
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2021-07-13
downloadABSTRAK Rahmiati, 2021, Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik Kelas X MAN 3 Hulu Sungai Selatan pada Materi Redoks Menggunakan Four-Tier Test. Skripsi, Program Studi Tadris Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Pembimbing: (I) Ratna Kartika Irawati, S.Pd., M.Pd. (II) Trining Puji Astutik, S.Si., S.Pd., M.Pd. Materi redoks merupakan materi yang memiliki konsep bersifat abstrak dan berjenjang. Oleh karena itu, seringkali peserta didik menafsirkan sendiri pemahaman konsepnya yang terkadang berbeda bahkan bertentangan dengan konsep para ahli. Paham konsep yang berbeda dengan para ahli disebut dengan miskonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan persen hasil identifikasi miskonsepsi yang dialami peserta didik kelas X MAN 3 Hulu Sungai Selatan menggunakan four-tier test pada masing-masing subkonsep. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas X MAN 3 Hulu Sungai Selatan dengan sampel kelas X MIA 1 dan 2 MAN 3 Hulu Sungai Selatan tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 63 peserta didik. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Samping. Data penelitian primer diperoleh dari jawaban peserta didik pada soal four-tier test yang kemudian dikelompokkan ke dalam kategori paham konsep, tidak paham konsep, false positive, false negative, dan miskonsepsi. Instrumen four-tier test terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitas sebelum diberikan pada sampel. Hasil uji validitas internal sebesar 84,37% dengan kriteria sangat valid, dan hasil uji validitas eksternal empiris isi kurang dari 10% yang artinya valid, sedangkan hasil validitas empiris konstruk dari 16 soal yang diujikan, terdapat 11 soal valid, dan hasil uji reliabilitasnya sebesar 0,645. Hasil penelitian menunjukkan terdapat miskonsepsi pada materi redoks dengan rata-rata sebesar 33,45 dengan kriteria sedang. Miskonsepsi pada subkonsep Reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen (16,67%), berdasarkan pengikatan dan pelepasan elektron (39,68%), peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi (38,10%), Bilangan oksidasi (12,70%), Reaksi oksidasi-reduksi (44.44%), Oksidator dan reduktor sebesar 30,16%, dan penerapan reaksi redoks (52,38%). Miskonsepi paling besar terdapat pada subkonsep penerapan reaksi redoks.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2021-07-05
downloadPembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, sehingga pembangunan daerah merupakan perwujudan dan pelaksanaannya. Pendayagunaan sumber dayaalam, sumber daya manusia dan sumberdaya buatan sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat perlu dilakukan secaraterencana, terpadu dan optimal sesuaidengan pengelolaan lingkungan bagi pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu pada setiap bidang pembangunan memerlukan pendanaan untuk membiayai setiap rincian program dan kegiatan yang telah dilaksanakan ataupun yang akan dilaksanakan sehingga rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah pun dapat sejalan dan mempunyai benang merah yang sama. Kafasitas Fiskal daerah menjadi kemampuan suatu daerah untuk mendanai jasa-jasa pelayanan public yang harus disediakan oleh pemerintah. Adapun untuk Kabupaten Hulu Sungai Selatan mengalami fluktuasi nilai indeks dalam rentang tahun 2014 – 2020, dan bahkan dapat dikatakan dalam rentang itu mengalami trend penurunan. Hal ini dapat dilihat dalam gambar di bawah ini. Perlu dilakukan system prosedur perpajakan dan retribusi serta dilakukan peningkatan pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi dengan memperluas sumber pendapatan, baik dari pajak, retribusi, laba badan usaha daerah maupun penerimaan lainlain.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2021-06-01
downloadABSTRAK ANALISIS DAYA SERAP MATERI EKONOMI JENJANG MADRASAH ALIYAH (MA) SE-KALIMANTAN SELATAN 1Nur Khalisah, 2Muhammad Rahmattullah 1,2Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat 1 nurkhalisah126@gmail.com, 2mrahmattullah@ulm.ac.id Abstrak Daya serap adalah kemampuan untuk memahami suatu mata pelajaran yang dapat diukur dari hasil belajar. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis gambaran daya serap mata pelajaran ekonomi jenjang Madrasah Aliyah (MA) di Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian menggunakan populasi seluruh sekolah Madrasah Aliyah (negeri dan swasta) se-Kalimantan Selatan tahun pelajaran 2016/2017-2018/2019. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh sekolah jenjang MA (negeri dan swasta) se-Kalimantan Selatan yang mengikuti ujian nasional ekonomi. Variabel penelitian yaitu daya serap. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan dokumen Hasil Ujian Nasional oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Provinsi Kalimantan Selatan daya serapnya kurang, di tingkat Kota/Kabupaten se-Kalimantan Selatan tingkat daya serapnya kurang dan cukup, di tingkat Satuan Pendidikan se-Kalimantan Selatan tingkat daya serapnya kurang, cukup, serta baik. Capaian nilai terendah secara umum adalah materi akuntansi perusahaan dagang dan capaian nilai tertinggi adalah materi konsep ekonomi. Capaian nilai terendah satuan pendidikan negeri maupun swasta adalah materi akuntansi perusahaan dagang dan capaian nilai tertinggi adalah materi akuntansi perusahaan jasa. Kata kunci: Daya Serap, Materi Ekonomi, Ujian Nasional
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2021-05-24
downloadABSTRAK Tutianah. 2021. Meningkatkan Hasil Belajar Muatan IPS Materi Usaha Ekonomi Mikro Menggunakan Model Group Investigation dan Make A Match Pada Siswa Kelas V SDN Kapuh Darat Kabupaten HSS. Skripsi Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing Drs. H. Khairil Anwar, M. Pd. Kata Kunci : Hasil Belajar, IPS, Group Investigation, Make A Match. Permasalahan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN Kapuh Darat yaitu siswa belum mampu untuk berpikir kritis, berinteraksi dan bekerjasama dengan baik. Hal ini disebabkan kurangnya interaksi dan kerja sama siswa dalam pembelajaran serta belum tersedianya pembelajaran menarik yang membuat aktif siswa dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa masih di bawah KKM yang telah ditetapkan, yaitu 70. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan ini yaitu menggunakan model Group Investigation dan Make A Match dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar muatan IPS materi usaha ekonomi di kelas V SDN Kapuh Darat. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari siklus I sebanyak 2 pertemuan dan siklus II sebanyak 1 pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Kapuh Darat dengan jumlah siswa 12 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ialah data kualitatif melalui observasi aktivitas guru dan siswa, sedangkan kuantitatif melalui tes tertulis secara individu. Analisis data menggunakan teknik deskriptif analisis yang disajikan dalam tabel dan grafik di interpretasi dengan persentase dan indikator ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru pada setiap pertemuan selalu meningkat dari kriteria “Baik”, meningkat menjadi kriteria “Sangat Baik”. Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 mencapai kriteria „Cukup Aktif”, siklus I pertemuan 2 mencapai kriteria „Aktif‟ dan siklus II pertemuan 1 mencapai kriteria „Sangat Aktif”. Pada siklus I pertemuan 1 ketuntasan klasikal hasil belajar siswa mencapai 33%. Pada siklus I pertemuan 2 ketuntasan klasikal hasil belajar siswa mencapai 58%. Dan pada siklus II pertemuan 1 ketuntasan klasikal hasil belajar siswa mencapai 83%. Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa model pembelajaran Group Investigation dan Make A Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Adapun saran bagi guru, kepala sekolah dan peneliti lain agar kombinasi model ini menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa