No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2011-12-05
downloadPenyusunan Grand Design Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2011–2021 ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dalam hal ini adalah BAPPEDA Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan CV. Dharma Cipta Sarana. Sebagai implementasi dari kerjasama tersebut dan setelah dilaksanakannya survey lapangan ke wilayah studi dan tahap analisis serta tahap draft laporan akhir maka pada tahap akhir ini disampaikan Dokumen Laporan Akhir. Buku ini berisikan materi mengenai pendahuluan, tinjauan kebijakan dan teori kepariwisataan, gambaran umum dan pariwisata wilayah perencanaan, konsep rencana induk pengembangan pariwisata, strategi pengembangan pariwisata, indikasi program pengembangan pariwisata, pemanfaatan dan pengendalian rencana pengembangan pariwisata. Grand Design Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini difokuskan pada pengembangan kawasan pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan menetapkan tema pengembangan produk wisata yang unik di setiap cluster wisata, memunculkan kekhasan alam dan budaya masyarakat, sehingga saling melengkapi untuk meningkatkan daya tarik wisatanya
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2011-03-01
downloadKalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang tidak memiliki peninggalan fisik berupa keraton, meski dahulunya di Kalimantan Selatan pernah berdiri kerajaan besar yakni Kesultanan Banjarmasin. Kerajaan Banjar pada masa puncak kejayaannya memiliki kekuasaan teritorial yang sangat luas, yakni meliputi wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah dan bahkan pengaruhnya sampai ke sebagian wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat saat sekarang. Meski fisik bangunan keraton Banjar sudah tidak ada lagi, bukan berarti data tentang keraton Banjar tidak ada sama sekali. Beberapa data historis berbentuk tulisan dan foto yang didasarkan atas kesaksian orang yang pernah melihat secara langsung kondisi keraton Banjar dan menggambarkannya dalam bentuk tulisan serta melukiskannya pada kanvas masih ada, meskipun terbatas. Oleh karena itu, adanya keinginan beberapa pihak untuk membangun kembali keraton Banjar di sebuah lokasi di Kalimantan Selatan patut untuk didukung. Rekonstruksi terhadap wujud arsitektur keraton Banjar dapat saja dilakukan melalui penggalian data-data historis, arkeologis, teknis (arsitektural), dan lingkungan dengan metode keilmuannya masing-masing. Hasil rekonstruksi tentunya diusahakan untuk mendekati keadaan aslinya, meski disadari hasilnya sesungguhnya bukanlah sebuah replika (duplikat, tiruan) keraton Banjar yang sebenarnya, namun lebih tepatnya adalah model arsitektur keraton Banjar.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2010-12-01
downloadGerakan Tengkorak Putih adalah sebuah kelompok gerilya yang pernah eksis pada tahun terakhir perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kalimantan Selatan (1949-1950). Keberadaannya di akhir masa revolusi fisik memberikan warna pada peran yang dimunculkannya, antara peran sebuah badan perjuangan di awal pembentukannya dengan stigma yang diberikan kepadanya sebagai gerombolan bersenjata pengacau keamanan di masa akhir keberadaannya di tahun 1950-an. Situasi dan kondisi Kalimantan Selatan pada bulan-bulan pertama 1949 sebenarnya kurang memberikan iklim kondusif terhadap terbentuknya kelompok gerilya baru termasuk kelompok gerilya ini, mengingat adanya usaha-usaha konsolidasi perjuangan yang dilakukan oleh Pemerintah Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan sebagai kelompok gerilya terbesar di Kalimantan Selatan untuk menjadikan dirinya sebagai satu-satunya pusat komando perjuangan dalam melawan Belanda (NICA) yang pada waktu itu sudah semakin terdesak kedudukannya. Namun dengan adanya pejuang asal Kalimantan yang datang dari Jawa dan menolak menggabungkan diri ke dalam Tentara ALRI, justru telah mendorong terbentuknya kelompok gerilya ini melalui sebuah kompromi. Kelompok gerilya ini yang mempunyai beberapa nama yang berbeda-beda serta formasi yang bersifat seadanya, Pengantar Penulis vi secara organisatoris berdiri sendiri. Sedangkan taktisnya, setelah Pertemuan di Munggu Raya (2 September 1949) dan pada perkembangan selanjutnya semakin banyak dipengaruhi oleh Komando Tentara ALRI yang telah memanfaatkannya sebagai “senjata” untuk menyerang KNIL, KL, dan Polisi NICA, serta kaki tangannya dari belakang selama berlangsungnya “cease fire”. Aksi-aksinya sendiri yang cenderung berbentuk intimidasi sebenarnya mempunyai pengaruh yang relatif kecil terhadap kemajuan gerilya dan perkembangan politik pada waktu itu. Perkembangan politik berupa Pertemuan 16 -17 Oktober 1949 di Banjarmasin justru menimbulkan perpecahan di kalangan anggota kelompok gerilya ini menyusul ditetapkan dan dilaksanakannya cease fire order secara resmi dan ditariknya serdadu Belanda dari daerah Hulu Sungai. Setelah Pertemuan 16–17 Oktober 1949 kelompok gerilya ini yang mulai mengalami proses kemunduran dan aksi-aksinya pada saat-saat menjelang akhir keberadaannya di dalam formasi Batalyon 605 (Juli 1950) telah dipandang oleh sebagian besar masyarakat, Divisi Lambung Mangkurat, dan pihak Belanda sebagai aksiaksi yang mengganggu ketenteraman umum dan menghambat pelaksanaan cease fire order. Aksi-aksi itu antara lain muncul sebagai dampak dari kebijakan Pemerintah Pusat yang terjadi pada awal tahun 1950-an, yakni sesudah selesainya Perang Kemerdekaan Indonesia, mengeluarkan kebijakan mendemobilisasi mantan pejuang gerilya dan merasionalisasi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menimbulkan berbagai benturan, persoalan, ketidakpuasan, gerakan politik dan bersenjata di sejumlah daerah, termasuk di Kalimantan Selatan. Dapat dikatakan kelompok gerilya ini berakhir dengan satu kesan yang cenderung kurang mengenakkan bagi sebagian pelakunya maupun orang yang terkait di dalamnya. vii Buku ini berasal dari hasil penelitian sejarah (historical research) yang pernah saya selesaikan beberapa tahun silam. Tidak banyak perubahan yang dilakukan, kecuali berupa sedikit perubahan sistematika karena disesuaikan dengan format buku. Sebagian besar sumber data berasal dari hasil wawancara dengan pelaku dan saksi sejarah. Selain itu digunakan pula beberapa surat kabar, catatan-catatan pribadi (memoar), surat-surat resmi, dan foto-foto pada masa perjuangan kemerdekaan. Berdasarkan masalah yang dikaji, maka tujuan utama buku ini adalah untuk menggambarkan sejarah Gerakan Tengkorak Putih, terutama yang berkenaan dengan awal, perkembangan, dan akhir kelompok gerilya ini. Sejak tulisan ini diselesaikan hingga kemudian diterbitkan menjadi buku yang sampai ke tangan pembaca tidaklah terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu, terutama sekali para informan yang selama pengumpulan data telah bersedia memberikan informasi dalam bentuk lisan, tertulis maupun tulisan berupa dokumen dan benda bersejarah lainnya. Terima kasih pula disampaikan kepada jajaran Pustaka Book Publisher (Kelompok Penerbit Pinus) yang telah mempersiapkan penerbitan buku ini dan Ahmad Fauzan Jamal yang telah bersusah payah membantu saya menyelesaikan buku ini. Selanjutnya rasa terima kasih yang teramat sangat saya haturkan kepada ayahnda H. Amberi dan ibunda Hj. Nuriah yang selalu mendoakan anak-cucunya di tengah sunyinya malam, kakak kandungku atas semua bimbingan dan nasihatnya, dan kedua mertuaku atas segala kebaikannya, isteriku atas semua pengertiannya, dan kepa- viii da putera-puteriku Luthfi Pasha Ardani dan Salma Aulia Azizah dengan iringan doa semoga menjadi anak yang saleh dan salehah, serta tekun belajar untuk meraih masa depan. Akhirnya, kepada Allah Swt semuanya dikembalikan, dan seraya mengucapkan puji dan syukur ke hadirat-Nya yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, kesabaran, dan nikmat kesehatan sehingga buku ini dapat diselesaikan, maka saya persembahkan buku ini kepada para pembaca. Semoga bermanfaat.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2008-12-01
downloadHulu Sungai Selatan is one of regency in South Kalimantan which have many settlement sites, i.e. Jambu Hilir, Jambu Hulu, Pantai Ulin, Tanjung Selor, Bajayau,Bajayau Laman Panggandingan, and Tambak Bitin. Some of them have been archaeological researchesd. The result of the research is that the sites are potential for advanced research, i.e. comunit settlffment and zonal settlement researches. Hoping that the result could be used arrange local history.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2008-11-01
downloadKalimantan Selatan, seperti halnya provinsi lainnya di Indonesia mempunyai bentangan sejarah dan tinggalan budaya; dari zaman prasejarah sampai periode kontemporer. Meski demikian, hanya sedikit peninggalan sejarah yang berkategori benda cagar budaya terutama yang berbentuk bangunan yang dapat bertahan hingga sekarang ini. Pada dasarnya peninggalan sejarah hanya mampu memberikan sedikit keterangan tentang peristiwa yang sebenarnya, sehingga jika benda peninggalan sejarah tidak didokumentasikan dengan baik, semakin rusak atau akhirnya musnah, maka sejarahnya akan semakin kabur atau dilupakan oleh generasi mendatang. Buku ini merupakan salah satu upaya dokumentasi dan mengkomunikasikan berbagai aspek kesejarahan dan kebudayaan di Kalimantan Selatan. Pemilihan judul buku “Mozaik Sejarah dan Kebudayaan Kalimantan Selatan: Kumpulan Catatan Ringan” diilhami dari isi buku yang merupakan kumpulan catatan yang bersifat pragmentaris tentang sejarah dan kebudayaan Kalimantan Selatan yang sebelumnya pernah dipublikasikan di beberapa media cetak. Sebagai seorang penulis lepas, sebenarnya tulisan yang pernah dipublikasikan di media cetak menyangkut berbagai aspek, seperti aspek sosial, lingkungan, pendidikan, dan tentu saja aspek sejarah dan kebudayaan Kalimantan Selatan. Sejarah dan kebudayaan memang dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Manusia menghasilkan kebudayaan dalam berbagai bentuk, dan kebudayaan yang dihasilkan manusia di masa lampau akan menghasilkan sejarah. Oleh sebab itu, sejarah sebagai suatu ilmu, peristiwa, maupun kisah melingkupi berbagai aspek kehidupan manusia