No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2019-11-18
downloadABSTRAK Nortuti Jamiah, 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Persamaan Garis Lurus di Kelas VIII MTsN 7 Hulu Sungai Selatan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Pembimbing (I): Dr. Hj. Sessi Rewetty Rivilla, M.MPd. Pembimbing (II): Hajiannor, M.Pd. Kata kunci: Model PBL, Pendekatan Kontekstual, Pemecahan Masalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Keterlaksanaan penggunaan model pembelajaran PBL dengan pendekatan kontekstual pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII MTsN 7 HSS; (2) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajarkan menggunakan model PBL dengan pendekatan kontekstual pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII MTsN 7 HSS ; (3) Pengaruh model pembelajaran PBL dengan pendekatan kontekstual terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII MTsN 7 HSS. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif. Populasi terdiri dari seluruh siswa kelas VIII MTsN 7 HSS yang berjumlah 52 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan diambil kelas VIII A dengan jumlah siswa 18 orang. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji linieritas, dan uji heteroskedastisitas. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) Keterlaksanaan model pembelajaran PBL dengan pendekatan kontekstual pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII MTsN 7 HSS mencapai rata-rata 98,33% yang berada pada kualifikasi sangat baik; (2) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran PBL dengan pendekatan kontekstual pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII MTsN 7 HSS mencapai rata-rata persentase sebesar 65,14% yang berada pada kualifikasi baik; dan (3) Terdapat pengaruh model pembelajaran PBL dengan pendekatan kontekstual terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII MTsN 7 HSS sebesar 64%
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2019-11-12
downloadDalam rangka penentuan tingkat kerawanan bencana, maka digunakan beberapa variabel baik data primer maupun data sekunder di Kabupaten Hulu Sungai Selatan: 1) penutupan lahan; 2) cuarah hujan; 3) kelerengan; 4) ketinggian; 5) jenis tanah; dan 6) geologi. Kajian pemetaan rawan bencana di Kabupaten Hulu Sungai Utara terdiri atas: 1) rawan bencana banjir; 2) rawan bencana longsor; 3) rawan bencana kebakaran hutan dan lahan; 4) rawan bencana angin puting beliung; 5) rawan bencana kekeringan.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2019-11-04
downloadABSTRAK Ramadhana, Gita Pebrina. 2019. Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama (Studi Multi Situs di SMP Negeri 1 Kandangan dan di SMP Negeri 2 Kandangan). Tesis, Program Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing (I) Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D, (II) Dr. Ngadimun, M.M. Kata kunci: Manajemen Implementasi, Kurikulum 2013, planning, organizing, actualling, controlling, constrainting. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diperkenalkan pada tahun 2013. SMP Negeri 1 Kandangan dan di SMP Negeri 2 Kandangan merupakan sekolah yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 dengan sekolah berakreditasi A. Implementasi yang dijalani memang diawal masih sulit karena ada beberapa dari pihak sekolah khususnya para guru yang belum terbiasa dengan sistem pengajarannya dan para siswa pun masih belum mampu untuk melakukannya. Namun dengan kegigihan dan semangat para guru, siswa-siswi tersebut sudah terbiasa dengan sistem pengajaran yang diberikan. Dari segi pelaksanaan kurikulum 2013 masih ada beberapa kendala pelaksanaan kurikulum yang terjadi di sekolah. Masalah yang dihadapi oleh sekolah yaitu kurangnya fasilitas untuk menunjang implementasi kurikulum 2013. Fokus penelitian adalah Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Implementasi (Actualing), (4) Evaluasi (Controlling), dan Kendala Kurikulum 2013 (Constrainting). Tujuan Penelitian adalah untuk mendeskripsikan Perencanaan, Pengorganisasian, Implementasi, Evaluasi, dan Kendala kurikulum 2013. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif jenis fenomenologi dengan rancangan studi multisitus dan metode komparatif konstan. Subyek penelitian adalah: kepala sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, serta Guru di SMP Negeri 1 Kandangan dan SMP Negeri 2 Kandangan. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi berperan serta, dan teknik dokumentasi. Data yang terkumpul melalui berbagai teknik tersebut, diperiksa dan dilakukan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Selesai diperiksa, data yang terkumpul dianalisis dengan analisis kasus tunggal dan analisis lintas situs. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa perencanan, pengorganisasian, implementasi, evaluasi dan kendala pelaksanan berjalan sesuai dengan apa yang di rencanakan. Perencanaan kurikulum dengan memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan sekolah dan masyarakat, Pengorganisasian kurikulum sesuai dengan kemampuan dan tanggungjawab guru untuk terlibat di tim pengembang kurikulum. Dalam implementasi kurikulum, bahwa kegiatannya sudah terarah, efektif dan efisien. Evaluasi kurikulum yang diadakan setiap semester atau 6 bulan karena sekolah tersebut tertib administratif, sehingga evaluasi dilaksanakan secara intens dan berkala setiap semester. Kendala viii pelaksanaan kurikulum seperti kurangnya pemahaman teknologi bagi guru yang sudah lanjut usia dan kekurangan dana untuk melengkapi sarana dan prasarana. Berdasarkan temuan-temuan, disarankan kepada: (1) Kepala sekolah agar bisa mempertahankan dan lebih meningkatkan keterlibatan guru, orang tua, dan masyarakat dalam hal Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 dapat tercapai dengan baik dan lebih meningkat, (2) Dinas pendidikan, BOS dan pemerintah diharapkan dapat memberikan dana yang lebih untuk memenuhi segala kekurangan yang ada disetiap sekolah, dan tentunya dengan pengawasan yang benar, (3) Guru diharapkan bisa lebih meningkatkan kualitas kinerjanya dan sering ikut pelatihan, seminar ataupun workshop guna lebih menunjang pemahaman Kurikulum 2013, (4) Komite sekolah dan masyarakat diharapkan bisa ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan Manajemen Implementasi Kurikulum 2013, dengan cara mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh sekolah (5) Peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengkaji dan mengembangkan lebih mendalam aspek-aspek berkaitan dengan Manajemen Kurikulum 2013 dalam suasana yang berbeda.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : ISSN 2085-6091
Tanggal Rilis :2019-11-01
downloadPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya paradigma baru dalam pelayanan pemerintahan daerah. Paradigma lama pelayanan di daerah, aparatur masih memposisikan diri bukan sebagai pelayan publik tetapi seseorang yang harus dilayani. Paradigma baru menyebabkan masyarakat menuntut pelayanan di daerah dapat dilakukan secara inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat di desa dengan melakukan intervensi kebijakan dan teknologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan trianggulasi data. Peneliti melakukan observasi terlibat (participant obervation), dengan melakukan wawancara dan mengumpulkan data berupa dokumen tertulis, gambar dan arsip. Sedangkan pengolahan data dianalisis dengan melakukan reduksi data. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan melakukan beberapa intervensi sosial untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat pada tingkat desa. Intervensi sosial dalam konteks ini adalah masyarakat desa diarahkan pada penciptaan inovasi dalam menciptakan budidaya ikan sungai dan wisata Balanting Paring. Upaya perubahan terencana terhadap individu, kelompok, maupun komunitas mencakup pada perubahan dengan menggunakan kebijakan inovatif dan dukungan dari inovasi teknologi. Kabupaten Hulu Sungai Selatan membuat Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 17 Tahun 2005 tentang Perlindungan Sumber Daya Ikan dan Larangan Penangkapan Ikan dengan Alat Setrum dan Putas atau Sejenisnya, membentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) untuk membantu mengawasi sungai dari gangguan illegal fishing dan penciptaan inovasi teknologi Si Pandu Wisata yang menawarkan konsep mengubah sitem pelayanan pariwisata menjadi lebih terorganisir, lebih mudah dan lebih cepat.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2019-11-01
downloadSyukur Alhamdulillah dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada Tim Peneliti sehingga penelitian “Kajian Historis Kepahlawanan Pangeran Hidayatullah Sebagai Pahlawan Nasional” dapat diselesaikan dan akhirnya dapat dibukukan sebagaimana ada di tangan para pembaca. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2009, tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, riwayat hidup dan perjuangan calon Pahlawan Nasional harus ditulis secara ilmiah, disusun sistematis, berdasarkan data akurat, melalui proses seminar, sarasehan dan diskusi. Demikian halnya Pangeran Hidayatullah, untuk mengusulkannya kembali sebagai Pahlawan Nasional tentu harus didahului penelitian atau kajian. Pangeran Hidayatullah pernah diusulkan sebagai calon Pahlawan Nasional, namun kemudian ditolak pada tahun 2001 karena dinyatakan pernah menyerah kepada pihak penjajah Belanda. Oleh karena itulah, penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan historis sisi semangat kejuangan dan kepahlawanan Pangeran Hidayatullah dalam Perang Banjarmasin. Selain itu, untuk menganalisis peluang Pangeran Hidayatullah sebagai Pahlawan Nasional dilihat dari aspek data sejarah, pendekatan kajian, nasionalisme dan patriotisme untuk kepentingan pendidikan, aspirasi masyarakat Kalimantan Selatan, dan rekomendasi kebijakan. Hasil kajian terkait kejuangan dan kepahlawanan Pangeran Hidayatullah menunjukkan bahwa beliau bukan sekadar simbol, melainkan tokoh sentral yang berperan besar dalam Perang Banjarmasin (De Banjarmasinsche Krijg). Beliau yang paling bertanggung jawab dalam penyerangan Benteng Belanda “Oranje Nassau” yang memicu meletusnya Perang Banjar. Sumber-sumber Belanda menyebutkan Pangeran Hidayatullah sebagai pencetus/pemicu Perang Banjar, pengobar xi perang fisabilillah dan banyak membiayai Perang Banjar. Belanda mengakui eksistensinya dengan menyebut Pangeran Hidayatullah, De Hoofdopstandeling (Kepala Pemberontak). Dalam perspektif Sejarah Indonesia-sentris, De Hoofdopstandeling dapat dimaknai sebagai kepala perang, pemimpin perang atau pemimpin perlawanan.