No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2019-11-21
downloadABSTRAK Kuni Sholehahazahra. 2019. Harmonisasi Perkawinan tidak Sekufu di Kecamatan Loksado, Program Studi Hukum Keluarga Islam. Pembimbing I: H. Sahibul Ardi, S.H.I., M.A, Pembimbing II: Noor Efendy, S.H.I., M.H. Kata kunci: Harmonis, Perkawinan, Sekufu 75 74 Penelitian bertolak dari pemikiran tentang Harmonisasi Perkawinan tidak Sekufu di Kecamatan Loksado, terkadang ketidak samaan setatus dalam pernikahan sering disebut-sebut salah satu sumber permasalahan dalam keluarga, kali ini penulis terjun ke lapangan langsung melakukan wawancara apakah opini yang bekembang itu benar atau hanya kesimpulan saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Harmonisasi Perkawinan tidak Sekufu di Kecamatan Loksado meliputi; Harmonisasi keluarga, Faktor-faktor yang mengganggu keharmonisan, upaya mewujudkan keharmonisan, hak dan kewajiban suami istri, dan konsep kafa’ah. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dalam bidang hokum keluarga Islam, Subjeknya adalah enam pasangan keluarga pernikahan tidak sekufu di Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penyajian data dilakukan dengan teknik editing, klasifikasi data dan tabulating. Sedangkan teknik pengolahan data menggunakan metode deskriptif dan dalam pengambilan kesimpulan menggunakan metode induktif. Berdasarkan penelitian di lapangan dihasilkan temuan bahwa, Harmonisasi perkawinan tidak sekufu atau tidak sederajat baik tingkat ekonomi, pendidikan, cacat dan sempurna di Kecamatan Loksado ada dua keluarga dengan setatus sang kaya dan kurang mampu, kesenjangan timbul karena sifat malas bekerja sang suami. Kemudian tiga keluarga yang berbeda setatus (cacat fisik), namun keharmonisan dalam keluarga itu tetap terjaga. Karena mereka saling melengkapi. Dan satu keluarga yang berbeda setatus pendidikanya, juga keharmonisan keluarga tetap terjaga. Sehingga perkara perbedaan setatus pendidikan dalam keluarga tidak ada lagi, terutama pendidikan pengetahuan agamanya, sebagai pondasi dari keharmonisan berumahtangga.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2019-11-21
downloadABSTRAK Hendra. 2019. Pandangan Ulama Negara Tentang Dangdutan Pada Pelaksanaan Walimatul „Ursy di Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Program Studi Hukum Keluarga Islam. Pembimbing: (I) H.M. Zaki Mubarak, Lc, MHI. (II) Mardiah, M. Fil.I. Kata kunci: Pandangan, Ulama, Dangdutan, Pelaksanaan Walimatul ‘Ursy Pandangan pada hakikatnya adalah merupakan pikiran atau anggapan atau pendapat sebagian masyarakat atau opini publik terhadap obyek tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan ulama Negara tentang dangdutan pada pelaksanaan walimatul „ursy di Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Secara rinci, tujuan ini mencakup pandangan ulama Negara tentang hukum mengadakan dangdutan dan dasar/dalil hukum yang digunakan ulama Negara tentang hukum mengadakan dangdutan Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dalam bidang hukum keluarga Islam adapun yang menjadi objeknya adalah pandangan ulama Negara tentang dangdutan pada pelaksanaan walimatul „ursy di Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Subjeknya adalah sepuluh tokoh agama di Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan melalui teknik wawancara. Melalui teknik deskriptif analisis, penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: Penelitian ini menghasilkan temuan pandangan ulama Negara tentang dangdutan pada pelaksanaan walimatul „ursy di Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah tidak boleh (haram) karena dalam pelaksanaan tersebut banyak kemungkaran dan kemaksiatan seperti ikhtilat (campur baur) antara laki-laki dan perempuan, mabuk-mabukan, membuat lupa kepada Allah, para biduwanitanya yang menari-nari didepan para laki-laki yang bukan muhrimnya bahkan tidak menutup aurat sehingga dapat menimbulkan syahwat bagi yang mendengar dan melihatnya dan tidak sesuai dengan adab-adab penyelenggaraan walimatul „ursy yang dianjurkan Nabi. Maka, tidak wajib menghadiri undangan walimatul „ursy tersebut. Sedangkan dasar/dalil yang dipakai para ulama Negara adalah berdasarkan Al-qur‟an surah Al-Luqman ayat 6, Al-Isra ayat 32 dan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2019-11-19
downloadABSTRAK MUHAMMAD NOOR. 2019. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Memotivasi Siswa Menhafal Alquran Juz 30 di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Qurrata A’yun Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Skripsi, Prodi Pendidikan Agama Islam, Pembimbing (I) Dr. Diny Mahdiny, S.H.I, M. Pd.I Pembimbing (II) Fitriah, M. Pd. Kata Kunci : Strategi, Guru Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam Penelitian ini bertitik tolak pada latar belakang bahwa betapa pentingnya strategi dalam proses pembelajaran terutama menghafal Alquran baik di ruang kelas atau di luar kelas. Bagi seorang guru strategi sangat penting digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien, maka sangat disayangkan seandainya masih ada diantara sebagian guru yang kurang memperhatikannya. Hal ini dapat diketahui karena kemampuan dan keterampilan setiap guru berbeda-beda dalam melaksanakan tugasnya, lebih khusus dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Dari latar belakang di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Memotivasi Siswa Menghafal Alquran Juz 30 dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun dalam tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Memotivasi Siswa Menghafal Alquran Juz 30 di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Qurrata A’yun Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif yaitu menguraikan sebuah permasalahan tentang Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Memotivasi Siswa Menghafal Alquran Juz 30 di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Qurrata A’yun Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dari hasil penelitian di lapangan peneliti menyimpulkan bahwa Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Memotivasi Siswa Menghafal Alquran Juz 30 di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Qurrata A’yun Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sebagian besar sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut, dapat dilihat ketika guru menerangkan materi pembelajaran agama Islam dengan menggunakan berberapa strategi pembelajaran, dan didukung oleh faktor guru, faktor siswa, faktor fasilitas, faktor lingkungan yang cukup menunjang dan mendukung terlaksanya strategi pembelajaran
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2019-11-19
downloadDampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Pembangunan nasional bidang pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Untuk mewujudkan pembangunan nasional dibidang pendidikan, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat serta perubahan pembangunan. Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa. Setiap negara di dunia meiliki keinginan untuk memajukan bangsanya menjadi negara yang lebih baik. Maju atau tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu pendidikan. Kita tentu sadar bahwa pendidikan merupakan mekanisme institusional yang akan mengakselerasi pembinaan karakter bangsa. Menurut Munib, dkk (2011: 34), pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh seseorang yang diberi tanggung 58 jawab untuk mempengaruhi siswa agar mempunyai sifat dan sikap sesuai dengan cita-cita pendidikan. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk mencapai kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya, baik dalam bidang kehidupannya, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan dalam bidang-bidang kehidupan lainnya. Melalui proses pendidikan pula, suatu bangsa berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang di rencanakan. Seseorang akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan. Ilmu pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat mengembangkan potensi seseorang. Bermula dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Oleh karena itu, seseorang yang berpendidikan diharapkan dapat menjadi faktor pendorong dalam memajukan suatu bangsa. Menurut Aqib dan Sujak, (2011: 38). Pendidikan karakter merupakan keseluruhan dinamika relasional antar pribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Agar pribadi itu semakin dapat menghayati kebebasannya sehingga ia dapat semakin bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain dalam hidup mereka. Singkatnya, pendidikan karakter bisa diartikan sebagai sebuah bantuan sosial agar individu itu dapat bertumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam hidup bersama dengan orang lain di dunia. Pendidikan karakter yaitu bahwa pendidikan karakter dapat dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga dan lembaga pendidikan adalah sebagai motor penggerak untuk pengembangan pendidikan karakter melalui berbagai program baik itu yang 59 ditujukan kepada para pengajar maupun kepada para anak didik atau siswa. Pendidikan karakter suatu sistem untuk menanamkan nilai nilai kpribadian yang luhur yang meliputi hubungan terhadap diri sendiri, terhadap lingkungan sekitar dan hubungan terhadap Tuhan YME dimana semua itu terbentuk dari sebuah pemahaman terhadap apa yang dilihat, dirasa, dan didengar. Tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk meningkatkat kualitas dari pendidikan itu sendiri untuk menciptakan manusia yang cerdas, kreatif , berahlak dan memiliki kepribadian yang positif agar mampu mengelola dan mengambil peran dalam membangun bangsa yang bermartabat. Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu harus mencakup dalam tiga hal yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif semata yang menjadi tujuan utama dalam pembelajaran maka fungsi pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional akan sulit terwujud. Guru sebagai institusi pendidikan harus menyadari akan tanggung jawab sebagai pendidik untuk memperhatikan anak didiknya terutama dalam pendidikan karakter agar menghasilkan alumnus yang berkarakter. Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah akan tetapi lebih dari itu. Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan nilai yang baik dan biasa melakukannya. Pendidikan karakter yang baik dengan kata lain harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik, akan tetapi juga merasakan dengan baik, dan perilaku yang baik. 60 Menurut Slameto (2013: 2), “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila sudah menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa kemampuan akademik di sekolah maupun perubahan sikapnya dalam kegiatan sehari-hari. Perubahan itu sendiri terjadi secara bertahap sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan. Dalam proses belajar mengajar tugas siswa adalah belajar, sedangkan tugas guru adalah mendampingi siswa dalam belajar. Karena itu sudah sepantasnya untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam belajar siswa tidak hanya bergantung kepada guru. Guru hanya merupakan pendamping yang bertugas membantu siswa dengan memberi kemudahan dalam belajar. Jadi jika ingin berhasil siswa perlu berusaha ke arah tersebut, tidak hanya bergantung kepada guru. Keberhasilan tidak akan datang sendiri meskipun guru mampu memberikan bermacam kemudahan belajar kepada mereka. Untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi, siswa harus berusaha kearah tersebut dengan cara lebih giat belajar. Hasil belajar merupakan kegiatan belajar yang dilakukan siswa dimana selama kegiatan belajar berlangsung akan menghasilkan perubahan tingkah laku (Rifa‟i dan Anni, 2011:85). Perubahan tingkah laku tersebut tergantung dari apa yang dipelajari oleh siswa. Hasil belajar yang baik diperoleh melalui sikap jujur, disiplin, gemar membaca dan bertanggung jawab. Sikap jujur, disiplin, 61 gemar membaca dan bertanggung jawab merupakan nilai pendidikan karakter yang perlu ditanamkan kepada siswa agar siswa memiliki karakter tersebut. Hasil penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Arip Alimin pada tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri SMKN 1 Losarang Kabupaten Indramayu”. Hasil Penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh pendidikan karakter terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri SMKN 1 Losarang Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai Fhitung = 26,953 lebih besar dari Ftabel = 3,92 (Fhitung>Ftabel), diperoleh persamaan Y = 67,692+ 0,149X dan besarnya pengaruh pendidikan karakter terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif sebesar 18,2%.Persamaan tersebut menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan nilai satu poin pada nilai pendidikan karakter maka nilai pada prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas X, XI dan XII Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri SMK N 1 Losarang akan mengalami kenaikan sebesar 0,149 poin.Penerapan pendidikan karakter di SMK N 1 Losarang Kabupaten Indramayu Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri menunjukkan dalam kategori sangat baik dan hasil belajar mata pelajaran produktif dalam kategori baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kandangan Kota 6 Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, perilaku dan hasil belajar siswa masih kurang memuaskan. Hal itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman sampai pada perilaku siswa. Fenomena krisis moral dan karakter 62 diatas juga masih terjadi di sekolah ini. Misalnya seperti menyontek, bolos sekolah, kasus bullying terhadap satu anak, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, perilaku anak didik yang kurang sopan, terkikisnya rasa malu. Dari yang kita lihat, selama ini guru belum banyak menumbuhkan pendidikan karakter kepada siswa, sehingga banyak siswa yang belum menyadari karakter yang seharusnya terbentuk. Mereka lebih suka menyontek atau bertanya kepada siswa lain sewaktu mengerjakan soal, takut bertanya kepada guru jika belum paham tentang materi yang diajarkan, menyepelekan tugas atau pekerjaan rumah dan banyak siswa yang berbicara dengan teman-temannya selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar Pkn siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Kandangan Kota 6 Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Ajaran 2017/2018 pun kurang memuaskan. Hal ini tampak dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) mata pelajaran Pkn siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Kandangan Kota 6 Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan semester I Tahun Ajaran 2016/2017. Rendahnya nilai siswa ini dapat dilihat dari masih ada siswa yang nilainya berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dimana Kriteria ketuntasan minimum di Sekolah Dasar Negeri Kandangan Kota 6 Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebesar 70. Kekurangan dari sisi karakter siswa dapat berimbas pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, pendidikan karakter khususnya sikap jujur, disiplin, percaya diri, gemar membaca dan mandiri sangat penting dalam pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran jujur, disiplin, percaya diri, gemar 63 membaca dan bertanggung jawab diharapkan dapat muncul dan dimiliki oleh setiap siswa dan pada akhirnya berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian ini dengan judul “Hubungan antara Pendidikan Karakter dengan Hasil Belajar Pkn Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Kandangan Kota 6 Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan”.
No Katalog : -
No Publikasi : -
ISSN/ISBN : -
Tanggal Rilis :2019-11-19
downloadABSTRAK Sa’adatul Lutfia. 2019. Pelaksanaan Nikah Siri di Desa Malinau Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Skripsi, Program Studi Hukum 119 Keluarga Islam. Pembimbing I: H. Sahibul Ardi, S.H.I., M.A, Pembimbing II: Misna, M.Pd. Kata kunci: Dampak, Nikah Siri Penelitian Dampak Nikah Siri di Desa Malinau Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, masih saja sering terjadi, meski banyak kerugian yang didapat akibat melakukan pernikahan tidak tercatat secara hukum pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dampak Nikah Siri di Desa Malinau Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan meliputi; Pengertian Nikah, Rukun Nikah, Syarat Nikah, Dasar Nikah, Hikmah Nikah, Hukum Pencatatan Nikah, dan Dampak Nikah Siri. Subjek penelitian ini adalah enam orang pelaku Nikah Siri di Desa Malinau Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumen. Penyajian data dilakukan dengan teknik editing, klasifikasi data dan tabulating. Sedangkan teknik pengolahan data menggunakan metode deskriptif dan dalam pengambilan kesimpulan menggunakan metode induktif. Berdasarkan penelitian di lapangan dihasilkan temuan bahwa, Pelaksanaan Nikah Siri di Desa Malinau hukumnya sah menurut Islam, karena terpenuhi syarat dan rukunnya. Faktor terjadinya nikah siri dikarenan pelaku tidak memiliki akta cerai dari Pengadilan Agama, masih di bawah umur, setatus catin masih terdaftar di KUA lain, dan faktor internal malas mengurus administrasi untuk menikah secara resmi. Kemudian Dampak yang timbul akibat Nikah Siri di Desa Malinau Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, adalah tidak mempunyai akta nikah, tidak bisa membuat akta kelahiran anak bernasab ke ayah, sulit mengurus administrasi hendak menginap di hotel berdua, istri tidak bisa menggugat cerai ke Pengadilan Agama, kartu keluarga terpisah begitu juga status yang tertulis pada KTP, dan tidak mempunyai payung hukum atas pernikahanya